Pemilih Harus Cerdas,Mengapa Memilih Dillah-Muslimin

politik17 Dilihat

Oleh : Rustam Hasanuddin

Waktu pemilihan kepala daerah tinggal sebentar. Sebagian masyarakat sudah menentukan pilihannya dengan dukungan kepada calon tertentu. Sebagian lagi masih bimbang meskipun tetap akan ke TPS pada 27 Nopember 2024. Kelompok mengambang ini boleh jadi lantaran minim referensi tentang para kandidat pemimpin mereka lima tahun mendatang.

Tak terkecuali di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pasangan Nomor urut 1 Zumi Laza – Muhamad Aris akan berhadapan dengan duet Dillah Hikmah Sari – Muslimin Tanja. Sebagian pemilih belum menentukan kepada siapa amanah kepemimpinan dititipkan.

Sebagai referensi ada baiknya kita memperhatikan rekam jejak perjalanan kedua tokoh calon bupati. Bagaimana hubungan keduanya dengan Tanjabtim. Lihat pula tokoh – tokoh di belakang mereka yang kelak sedikit banyak akan memperngaruhi kepemimpinan di Tanjabtim.

Zumi Laza, adik kandung Zumi Zola misalnya, sempat digadang maju sebagai calon walikota Jambi pada 2017 ketika Zumi Zola menjabat sebagai gubernur Jambi. Pilwako Jambi berlangsung 2018. Entah kenapa walau sudah bersosialisasi cukup masif Zumi Laza tiba – tiba hilang bak ditelan bumi. Sejumlah isu miring merebak. Rencana pencalonan Laza sebagai walikota Jambi dipercaya sulit terwujud. Padahal kala itu ia sudah didapuk sebagai Ketua DPD PAN Kotajambi, posisi strategis untuk memastikan kendaraan politiknya merebut kursi walikota Jambi. Posisi prestisius bagi seorang politisi yang kemudian ikut ia tinggalkan tanpa musabab jelas. Hasratnya yang begitu besar ingin menjadi walikota Jambi seakan lenyap seketika entah kenapa.

Tak sampai setahun berselang, Zumi Zola juga kandas di tangan KPK. Komisi anti rasuah itu menangkap Zola lantaran terbukti membancak APBD Jambi bersama sejumlah koleganya.

Kini setelah bertahun tak terdengar, Zumi Laza kembali ke Jambi untuk mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah. Kali ini ia melirik kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ia merebut posisi ketua DPD PAN Tanjabtim demi kendaraan poltiknya. Romi Hariyanto, tokoh kunci kebesaran PAN Tanjabtim sepuluh tahun terakhir pun terlempar.

Dillah Hilmah Sari, putri bupati Tanjabtim dua periode, Abdullah Hich. Proyeksi politik Dilla tegas hanya untuk Tanjabtim. Ia tak pernah berniat maju di pikada daerah lain. Bahkan ketika terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jambi 2009 – 2014 ia mewakili Tanjabtim. Saat maju di Pilbup 2015 juga di Tanjabtim.

Pada 2020 ia memilih abstain dari bursa Pilkada demi mendukung Romi Hariyanto – Robby Nahliyansyah meneruskan kepemimpinan pembangunan Tanjabtim. Dia mengalah tak maju karena percaya Romi – Robby sudah pada trek yang benar dan harus diberi kesempatan menyempurnakan apa yang sudah mereka kerjakan di periode pertama.

Dilla berbesar hati meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya mengkampanyekan Romi – Robby ke kampung – kampung kendati keduanya adalah rival Dilla di pikada 2015. Bagi Dilla, semua demi Tanjabtim yang ia cintai.

Keputusan untuk kembali maju sebagai calon bupati tahun ini semata demi meningkatkan kualitas pembangunan yang sudah dilakukan Romi – Robby. Lebih dalam lagi, ia ingin menyempurnakan konsep pembangunan yang dahulu dijalankan ayahnya Abdullah Hich.

Dilla merasa perlu mewujudkan pikiran – pikiran sang ayah yang tak pernah berhenti tercurah bagi tanah leluhurnya Tanjung Jabung Timur.

“Pak Abdullah Hich tak pernah surut berpikir tentang strategi memajukan Tanjung Jabung Timur,” kata Dilla dalam sebuah kesempatan.

Tak bisa dipungkiri Abdullah Hich sangat memahami kondisi dan kebutuhan Tanjabtim. Strategi Abdullah Hich membangun Tanjabtim juga tak perlu diragukan. Tanjabtim yang begitu marginal di awal pemekaran, mampu ia wujudkan menjadi kawasan strategis dengan konektivitas wilayah lengkap dengan sarana dan prasarana.

Sekolah dan fasilitas kesehatan tersedia di seluruh sentra populasi. Pun listrik dan telekomunikasi. PR infrastruktur terbesar saat ini adalah jangkauan air bersih dan penuntasan blankspot telekomunikasi selain penyempurnaan sejumlah ruas jalan guna mendukung aktivitas ekonomi warga.

Rasanya pikiran – pikiran segar dan konseptual seorang Abdullah Hich masih sangat dibutuhkan Tanjabtim hari – hari kedepan. Langkah jitu dan taktis Abdullah Hich mengatasi berbagai persoalan saat memimpin Tanjabtim dahulu, menjadi inspirasi tersendiri bagi Dilla dalam menghadapi tantangan terkini di Tanjabtim.

Dilla yang sangat memahami konteks anggaran, legislasi dan pengawasan, dipercaya bisa lebih mudah merumuskan kebijakan.

Ditambah pula dengan kolaborasi seorang Muslimin Tanja, tokoh muda Tanjabtim yang punya jejaring luas di pergaulan nasional. Pemuda yang sama ikhlasnya dengan Dilla melihat gambar besar kebutuhan Tanjabtim. Ia kesampingkan egonya sebagai calon bupati. Ketua Umum Badan Musyawarah Keluarga Jambi (BMKJ) tersebut percaya bahwa kompleksnya tantangan yang dihadapi Tanjabtim saat ini membutuhkan sinergi serius dari orang – orang yang betul – betul punya komitment. Muslimin melihat keseriusan dan ketulusan itu ada pada Dilla Hich.

Muslimin juga mengungkap bagaimana ia terpincut mendampingi Dilla Hich. Mantan aktivis itu melihat kesungguhan mendalam pada seorang Dilla tentang upaya memajukan Tanjabtim.

Komunikasi awal rencana berduet berjalan mulus karena tak ada embel – embel kepentingan sesaat. Dilla hanya mengingatkan bahwa perjuangan mereka di pikada ini harus dengan niat yang lurus: untuk kemajuan Tanjabtim.

Indikator sederhana di atas mungkin menjadi tonggak penting keputusan kita menentukan pilihan.

Dilla – Muslimin tak pernah tergiur berkarier politik di daerah lain selain Tanjabtim. Sebagai anak kampung yang punya perjalanan panjang bersama orang – orang di kampungnya, Dilla – Muslimin merasa punya tanggungjawab terhadap masa depan Tanjabtim.

Dilla – Muslimin punya rasa malu jika mereka lalai saat memimpin kelak. Malu pada kawan semasa kecil dan remaja. Malu pada para tetua kampung, malu pada generasi muda Tanjabtim.

Sebab Dilla – Muslimin tak kan pernah bisa sembunyi atau menghilang. Rekam jejak keduanya jelas, mereka selalu tampil hadir di tengah masyarakat sejak bertahun – tahun lalu, bukan hanya saat ada kesempatan untuk berkuasa. (tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *