Petani Kelapa Mulai Beralih

Lintas Daerah9 Dilihat

Serumpuntimur.com,Muarasabak – Anjloknya harga kelapa sejak setahun terakhir banyak petani di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, beralih ke tanaman pinang. Ini ditenggerai kondisi harga kelapa yang saat ini tidak mengalami peningkatan.

Seperti yang terjadi di Desa Lagan Ulu, Kecamatan Geragai. Banyak petani beralih menjadi petani pinang. Meski saat ini kebun pinang belum menjadi tanaman utama petani. Pinang yang dihasilkan saat ini merupakan pinang dari pohon tumpang sari yang tumbuh di antara pepohonan Kelapa.

Dulunya warga Desa Lagan Ulu berkebun kelapa dan ada juga yang berkebun sawit. Tetapi sejak harga jual kelapa dan sawit yang kian menurun, warga sekitar mulai mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Saat ini kebanyakan warga Desa disini beralih menjadi petani Pinang, karna di anggap hasil dari buah pinang lebih menjanjikan,”ungkap Hasan Basri salah satu dari petani kelapa.

Dikatakannya pula, warga sekitar sebenarnya masih berharap dengan hasil kebun kelapa, oleh karena itu pohon kelapa di wilayah ini masih dirawat walaupun terkadang sulit menjual kelapa hasil kebun mereka dengan harga yang sesuai.

Saat ini buah kelapa yang ada di jual dengan harga yang dianggap rendah oleh warga, yaitu kisaran 600-700 rupiah per butir. Warga masih berharap agar secepatnya harga kelapa bisa naik dan bisa seperti harga dulunya yaitu kisaran 1.200 – 1.500 rupiah perbutirnya.

Harga kelapa yang saat ini mentok di Rp 700 per butir dinilai tidak mampu menopang kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Selain itu besarnya biaya upah dan perawatan juga menjadi pertimbangan petani.

Selain dari harga yang jauh beda juga dalam pengolahan dan transport terbilang lebih murah pinang jika dibandingkan kelapa. Meski harus mengupah orang untuk mengerjakannya dengan harga jual saat ini masih dapat menutupi keuntungan.

” Saat ini harga di pengepul (tauke) perkilonya dihargai Rp 10-11 ribu. Jika kualitas pinang lebih kering dan bagus bisa saja lebih,”jelasnya.

Kades Lagan Ulu Ziah, tidak memungkiri kondisi harga kelapa saat ini jauh merosot. Dengan keadaan tersebut memang tidak ada pilihan lain bagi warganya yang banyak beralih ke petani pinang.

“Saat ini banyak warga yang mengeluh kepada Kades terkait turunnya harga kelapa dengan sawit di wilayah ini. Selain itu untuk mendongkrak harga kelapa pihak swasta belum ada kerjasama dengan pemerintah,”katanya.

Sementara itu, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tanjung Jabung Timur berharap, agar masyarakat tidak cepat beralih dan mengganti tanaman mereka. Masyarakat dihimbau, untuk tidak gegabah beralih ke tanaman lain. Mengingat kemungkinan saat ini anjloknya harga kelapa di pasaran hanya bersifat sementara dan akan kembali normal.

“Kalau bisa petani jangan dulu beralih drastis ke pinang, karena suatu saat bisa saja harga kelapa akan kembali normal. Solusinya harga kelapa saat ini jadikan selingan selain dari pinang,”ungkap Takdirman Kasi Produksi Perkebunan.

Terkait anjloknya harga kelapa tersebut pihaknya tidak bisa berbuat banyak, mengingat kondisi tersebut memang merupakan harga pasar saat ini. Namun pihaknya memfokuskan untuk pembudidayaan melalui kelompok tani dan program replanting.(Amir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *