Ratusan Rumah Terbakar, Romi : Ini Perlu Evaluasi

Serumpuntimur.com,Muarasabak – Kebakaran di parit 10 Desa Mendahara Tengah (28/7) lalu, menambah rentetan kebakaran pemukiman di Tanjab Timur. Setidaknya sudah ada 4 kejadian kebakaran hebat pada tahun ini. Akibatnya, ratusan jiwa masyarakat Tanjab Timur, kehilangan tempat tinggal.

Berdasarkan catatan Serumpuntimur.com, kebaran besar yang terjadi adalah kebarakan pada 23 April lalu di RT 1 Nusa Negara, Lambur Luar, Kecamatan Sabak Timur. Ada 5 rumah yang terbakar pada kejadian ini. Bahkan, ada korban jiwa dalam kejadian ini, Hafis (5) Bin Sukri hangus terbakar karena tidak dapat diselamatkan saat api membesar.

Setelah itu, kebakaran berlanjut pada 9 Mei lalu di Dusun Duri I dan Dusun Duri
II, Desa Pangkal Duri, Kecamatan Mendahara. Kebakaran hebat yang
terjadi pada waktu itu menghanguskan 62 rumah. Sehingga 173 jiwa kehilangan tempat tinggal.  Sebelumnya, pada 8 April juga terjadi kebakaran Jalan Kamera Rt 01, Dusun Duri
I, Desa Pangkal Duri, Kecamatan Mendahara yang menghanguskan 2 rumah.

Tidak berhenti disini, kebakaran hebat kembali terjadi di Lorong Nelayan Yang Juga Biasa Disebut Lorong Apam, Kelurahan Nipah Panjang I, Kecamatan Nipah Panjang. Ada 15 rumah yang terbakar dalam musibah ini. Selain itu, 4 rumah juga terpaksa dirobohkan untuk memutus api. Sehingga 81 jiwa masyarakat Nipah Panjang kehilangan tempat tinggal dalam kejadian ini. Pada saat kejadian ini juga, Putra dari pasangan Dalek dan Nia, yang diiberi nama Khairul Khair, yang diyakini memiliki makna api yang membawa keberkahan. Khairul Khair lahir saat api berkecamuk. Bahkan proses kelahiran terpaksa dilakukan di kapal alias pompon.

Terakhir kebakaran yang terjadi pada 28 Juli kemarin, di Parit 10 Desa Mendahara Tengah (Menteng) Kecamatan Mendahara. Pada kejadian ini 13 rumah habis terbakar. Dan selain kejadian besar ini juga ada beberapa kejadian kebakaran kecil. Seperti pada 1 April lalu, rumah Tarmiji (35), warga Desa Sungai Toman Kecamatan Mendahara Ulu, terbakar saat tengah mengantarkan istrinya untuk pijat.

Menanggapi sering terjadinya musibah kebakaram pemukiman padat penduduk, Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto menghimbau kepada seluruh masyarakat Tanjabtim untuk lebih waspada terhadap bahaya kebakaran. Baik Permukimanan maupun lahan.

“Tentunya ini sudah menjadi perhatian khusus pemerintah daerah Tanjabtim. Musibah terjadi lagi warga harus lebih waspada dan berhati-hati,”kata Romi usai menyambangi korban kebakaran Desa Mendahara Tengah.

 

Dikatakannya, musibah yang terjadi belakangan ini tentu sangat memprihatinkan bagi pemerintah Daerah. Dan kondisi ini tentunya perlu adanya evaluasi yang cukup serius. Ditambah lagi musibah yang terjadi belakangan ini di barengi dengan musim kemarau serta musim panca roba.

“Sudah ada beberapa tempat kejadian yang sama,dari Desa Pangkal Duri,Simbur Naik,Nipah dan Mendahara ini perlu evaluasi,”tegasnya.

Mewakili pemerintah, Romi pun mengucapkan ribuan terimakasih kepada tim penanggulangan bencana,para donatur,pelajar dan Basnaz atas respon yang cepat saat terjadinya musibah di wilayah Tanjabtim.

“Semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadikan Tanjabtim semakin kuat dan kompak,”katanya.

Sementara itu, setidaknya ada 20 Desa yang tersebar di 5 Kecamatan pesisir rawan kebakaran. Angka itu didapat setelah Dinas Satpol PP dan Damkar melakukan pemetaan wilayah rawan kebakaran. Sementara, 20 Desa ini tidak dapat dijangkau dengan Mobil Damkar.

Makanya, atas dasar geografis Tanjab Timur, dan berkaca dari kejadian yang ada, Dinas Satpol PP dan Damkar mendorong agar setiap Desa memiliki alat pemadam kebakaran. Terobosan ini dilakukan karena Mobil Damkar Kabupaten, tidak dapat menjangkau wilayah pesisir Tanjab Timur, yang rawan kebakaran.

Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Tanjabtim Hendri mengatakan, untuk persoalan ini pihaknya telah membicarakannya dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Tanjabtim. Sebab, untuk pengannggaran untuk pembelian alat pemadam diserahkan sepenuhnya kepada Desa.

“Kita tidak bisa menganggarkan untuk pengadaan alat. Makanya, kita dorong pihak Desa menganggarkannya. Namun untuk spesikasi alatnya agar dapat koodinasi dengan kita. Jangan sampai alat dibeli tapi tidak maksimal karena bukan standar alat pemadam kebakaran,”ungkapnya.

Setelah Desa menganggarkan untuk pembelian alat lanjut Hendri, pihaknya akan melatih warga setempat untuk mengoprasikan alat yang telah ada. Nantinya, selain tenaga untuk mengoprasikan alat, pihaknya juga akan melatih warga untuk evakuasi atau tindaka  pasca bencana.(Amir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *