Wabup : Dana Desa Perlu Intervensi Stunting

 

MUARASABAK,Serumpuntimur – Pencegaha serta penanganan stunting di Kabupaten Tanjabtim sangat perlu perhatian pemerintah dan semua pihak terkait termasuk masyarakat. Untuk itu, Wakil Bupati Tanjabtim, H. Robby Nahliyansyah mengingatkan OPD terkait dan Camat serta Kepala Desa agar bekerja keras untuk menurunkan angka stunting.

Hal itu disampaikan Robby saat melaksanakan Konvergensi Stunting Lintas Sektor di Desa Mencolok, Kecamatan Mendahara Ulu, Selasa (16/7) kemarin. Dia mengatakan, bahwa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada para Kades dalam menggunakan Dana Desa untuk intervensi stunting agar lebih tepat sasaran dan efisien.

“Saat ini kita sudah memiliki peralatan Antropomentri yang cukup di seluruh Posyandu dan juga sudah ada USG di setiap Puskesmas,” katanya.

Ke depan, lanjutnya, pola pembinaan harus Non Seremonial Approach. Wabup minta OPD wajib menyajikan data dan fakta intervensi yang telah dilakukan berikut bukti terkait waktu dan tempat sesuai pelaksanaan penganggaran kegiatan yang telah direncanakan.

“Pada kesempatan ini saya ingin menegaskan, agar kita semua mempunyai kesadaran dan kepedulian dalam pencegahan stunting untuk masyarakat Kabupaten Tanjabtim yang lebih baik,” katanya.

Untuk prevalensi stunting Kabupaten Tanjabtim pada tahun 2021 sebesar 25,6 persen, pada tahun 2022 sebesar 22,5 persen atau turun sebesar 3,1 persen. Sedangkan pada tahun 2023 sebesar 23,7 persen atau naik 1,2 persen. Hal ini tentunya menuntut semua pihak untuk bekerja lebih keras, keterlibatan dan dukungan dari semua pihak dalam pencegahan dan penurunan angka stunting sangat dibutuhkan.

“Kerjasama, sinergitas, dan dukungan dari semua pihak dalam pencegahan dan penurunan angka stunting pasti akan mampu untuk mendapatkan hasil yang baik. Dan itu bisa kita pacu lebih cepat lagi pad tahun 2024 ini,” ungkapnya.

Disamping isu strategis yang saat ini menjadi prioritas yaitu membenahi infrastruktur yang cukup memerlukan perhatian yang besar di Kabupaten Tanjabtim dengan kondisi Topografi wilayah yang sulit.

“Maka kita harus mampu untuk memikirkan opsi dan langkah yang efektif dan efisien terutama untuk mencegah Lost generation akibat kondisi stunting,” tukasnya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *