Masih Ingat Kasus Dugaan Pencabulan Oleh Ayah Kandungnya di Sabak Timur, Hasil DNA Nyatakan Ini….

Serumpuntimur.com,Muarasabak – Dugaan pencabulan yang dilakukan oleh ayah kandungnya di Kecamatan Sabak Timur, Tanjab Timur dengan korban RS mulai terjawab. Dari hasil pemeriksaan DNA di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), Polri, diketahui anak RS merupakan anak suaminya. Bukan anak ayah kandungnya seperti yang disangkakan.

Sebab, berdasarkan penuturan RS dalam laporannya di Polres Tanjab Timur, dirinya sering dipaksa ayahnya untuk meladeni birahi ayah kandungnya. Bahkan, ada dugaan anak RS merupakan hasil nafsu bejat ayahnya. Makanya, untuk membuktikan itu Polres Tanjab Timur melakukan tes DNA.

Kapolres Tanjab Timur, AKBP. Agus Desri Sandi, S.Ik mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan DNA di Puslabfor, anak RS cendrung dengan Letang, Suami RS. Artinya bukan anak Arifin. Dalam pemeriksaan DNA kata Kapolres ada 4 DNA yang diambil, RS, anak RS, Suami RS dan Ayang Kandung RS.

“Dari surat hasil Puslabfor yang kita terima, anaknya identik terhadap Letang, Suami RS,”ungkapnya.

Atas hasil DNA itu, Polres akan melakukan gelar perkara terkait kasuau RS ini. Dan jika nantinya tidak alat bukti yang menguatkan, maka proses kasus RS akan dihentikan.”Kita lihat saat gelar nanti. Hasilnya bisa saja kita hentikan prosesnya,”jeasnya.

Sebelumnya, dengan didampingi Bidang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial Tanjabtim, RS dihadapan penyidik menceritakan jika dirinya sering dipaksa sang ayah untuk melampiaskan nafsu bejatnya.

Dan mirisnya perlakukan itu dialami RS tidak hanya sekali namun berulang kali. Dalam laporanya, RS mengaku mendapatkan perlakuan tak senonoh dari ayah kandung sejak tahun 2015 silam, setelah ibu kandungnya meninggal dunia.

Selain itu, dirinya juga mengaku kerap mendapatkan perlakuan kasar dan kerap diancam akan dibunuh, jika ia tidak melayani nafsu bejat sang ayah.

“Tengo’lah badan aku sampai kurus kaya gini dulu dak kaya gini, ayah aku tu minta gitu terus, kalau tidak dilayani saya dipukulnya sampai balu-balu. Tapi sekarang saya tak mau lagi, karena saya tau itu dak boleh,”kata RS ketika itu. (Amir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *