Ini Aktivitas Bupati Romi Melayani Jamaah Umroh di Mekkah

HOT NEWS, TERKINI14 Dilihat

SERUMPUNTIMUR.CO, Mekkah UEA- Dikutip dari Agus Rasau – Wartawan LKBN Antara Jambi yang ikut dalam rombongan Umroh Bupati Tanjab Timur saat ini. Menjelaskan bahwa perjalanan rombongan umroh PT Chairul Ummam Addauli di Kota Madinah telah usai.

Tiga bus yang membawa 129 rombongan kami tba di kota Mekkah dini hari tadi. Kami pun langsung melaksanakan umrah wajib persis menjelang shalat subuh. Kami shalat subuh di saf depan Ka’bah.

Mulai tawaf di Ka’bah , Sa’i di Safa – Marwa hingga tahalul sebagai proses akhir, dapat kami selesaikan dengan baik. Seluruh jamaah bersemangat. Padahal kami baru menempuh tujuh jam perjalanan Madinah – Mekkah.

Puas, gembira sekaligus haru menyeruak di dada kami. Kerinduan pada Baitullah yang terobati, tak mampu kami sembunyikan. Airmata saya pun mengucur deras saat bersujud di depan mahligai sang penguasa semesta itu. Saya bersyukur Dia memberi jalan yang tak pernah saya duga sebelumnya. Saya bisa sampai ke tanah suci ini.

Di antara jamaah juga terlihat Ulia. Gadis difabel penyandang tunanetra asal Sarolangun. Saya terus mengawasinya sesuai amanah Romi, meski ada Anissa Nursalsabilla, pendampingnya.

Ulia sama seperti saya, tak pernah menyangka bisa sampai ke tanah suci. Kami sama – sama diistimewakan sang Mahakuasa melalui tangan hambanya: Romi Hariyanto.

Tidak hanya membiayai banyak jamaah rombongan kami yang kebanyakan orang tua para imam dan pengurus Masjid, guru, tokoh masyarakat, kaum duafa hingga wartawan. Romi juga tak sungkan sibuk mengurus kelancaran selama kami di Madinah hingga Mekkah ini.

Sejak kami tiba di Jeddah 8 Maret lalu, Romi tak sekalipun meninggalkan jamaah. Ia sibuk mengatur agar jamaah lancar saat pemeriksaan imigrasi. Kopernya dia bawa sendiri. Bahkan Romi seperti lebih memerhatikan jamaah ketimbang keluarganya yang juga ada dalam rombongan. Terutama kepada Ulia, Romi selalu ingin memastikan tidak ada kesulitan bagi remaja difabel itu. Dia juga rela memeriksa kembali jamaah satu persatu dalam semua bus ketika memulai perjalanan.

Setibanya di Madinah, bukannya memilih langsung ke Nabawi atau istirahat, Romi ikut mengatur agar jamaah dan koper – kopernya sesuai dengan kamar yang sudah dipersiapkan. Sepertinya Romi ingin memastikan bahwa semua kegiatan kami berjalan lancar. Tak tampak lelah di wajahnya. Ia justru begitu bersemangat.

Romi memang sangat faham tentang perjalanan umrah. Saban tahun ia dan keluarga tak pernah abstain ke tanah suci. Hanya ketika masa covid-19 lalu. Sedangkan kabanyakan kami sungguh sangat awam. ini adalah umrah pertama.

Suatu pagi setelah shalat subuh di Masjid Nabawi, saya mendapati Romi berdiri di depan hotel. Dia menyapa satu persatu jamaah yang kembali ke hotel untuk sarapan. Ia sarapan paling belakang. Saya berkesempatan menemaninya memastikan semua jamaah sudah kembali ke hotel yang tidak berapa jauh dari Nabawi. Ia khawatir pada sebagian jamaah yang usianya sudah sepuh tersesat. Ternyata memang ada dua jamaah yang tak kunjung pulang hingga jelang Dzuhur. Romi pun meminta kami yang laki – laki berpencar mencari. Alhamdulillah salah satu dari kami berhasil menemukan jamaah. Si jamaah salah gate.

Romi memang senang melayani jamaah. Sahabat saya, Willy, yang kali ini tidak ikut umrah, pernah bercerita bagaimana Romi melayani jamaah. Waktu Itu 2018, salah satu bus yang mereka tumpangi rusak di tengah gurun antara jedah dan Madinah. Cuaca sangat terik. Saat bus pengganti tiba, semua jamaah harus dipindah. Termasuk koper di bagasi Bus. Jumlahnya 40an. Karena jamaah semua kelelahan dan sebagian besar orang tua, Romi turun tangan sendiri bersama Willy memindahkan koper – koper itu. “Pemandangan yang rasanya tak pas karena beliau seorang bupati”, teman saya mengisahkan.

Sebelumnya, pada 2017, Romi bahkan pernah menggendong salah seorang wanita tua yang kesulitan saat tawaf. Awalnya si wanita tua enggan menggunakan kursi roda karena yakin masih kuat. Namun belum sempat menyelesaikan putaran kelima tawaf, dia menyerah dan meminta keluar rombongan. Romi yang dilapori pihak pembimbing langsung menawarkan untuk digendong saja. Diapun menggendong wanita itu sampai putaran ketujuh selesai.

Saya kerap mendengar cerita – cerita unik setiap perjalanan umroh dan haji bupati Tanjung Jabung Timur itu. Kali ini saya berkesempatan menyaksikan sendiri. Saya bermunajat Allah mudahkan segala urusannya. Sebab saya melihat langsung bagaimana ia memudahkan urusan orang lain. Terutama kami – kami yang ia beri jalan sampai ke tanah suci ini. Allahumma Labbaik. (Rustam/ Antara Jambi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *